Sabtu, 31 Oktober 2015

Jabatan dan Tugas Crew On shore Rig

Crew rig On-shore dan rig Off-shore pada dasarnya tidak ada perbedaan yang jauh. Namun dalam hal ini saya lebih memahami crew rig On-shore karena saya belum pernah bekerja pada rig Off-shore. Tentu, pada rig Off-shore akan ada perbedaan jumlah personil dibandingkan dengan crew rig On-shore. Dan jumlah personil crew tergantung pada type rig dan kebutuhan perusahaan.

Pada rig On-shore yang khusus menangani perawatan sumur, jumlah personilnya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah personil crew rig On-shore drilling. Berikut nama-nama jabatan dan tugas pada crew rig On-shore baik rig perawatan sumur maupun rig drilling:

1. Roustaboth
Jabatan ini adalah crew pemula yang belum memiliki pengetahuan banyak tentang rig. Mereka belum memahami fungsi peralatan, cara menggunakannya, bahaya apa yang ditimbulkan dan lebih jelasnya adalah personil yang baru memulai karirnya di dunia pengeboran.

Dari sini mereka dididik, dilatih, dan diberi pelajaran agar mereka bisa maju dan berkembang. Yang paling utama pendidikan yang diberikan pada mereka adalah kedisplinan, dan keselamatan kerja. Mengenai pengenalan peralatan kerja, lambat laun mereka akan mengerti dengan memperhatikan para senior bekerja. Kedisplinan adalah modal keberhasilan karena kerja di rig dituntut untuk disiplin dan kekuatan fisik yang ekstra.

Tugas roustaboth adalah membantu senior. Menunjang operasi pekerjaan yang tingkat bahayanya rendah. Melaksanakan perintah senior dan masih banyak lagi.

Pada rig perawatan sumur, jumlah roustaboth dalam setiap crew hanya 2 orang saja, mengingat pekerjaan pada rig perawatan sumur tidak begitu banyak. Sementara pada rig drilling, jumlah roustabotnya antara 3 - 4 orang personil dalam setiap crew.

2. Floorman
Floorman berada satu tingkat diatas roustaboth. Mereka sudah dibekali pengalaman bekerja di rig minimal 1 tahun dan sudah memiliki sertifikasi kompetensi Operator Lantai Bor dari Pusdiklat Migas Cepu. Tugas utamanya adalah membantu Driller bekerja di rig floor pada saat melakukan pekerjaan koneksi ataupun un-koneksi pada pipa-pipa pengeboran. Mereka dituntut harus memahami langkah-langkah kerja, penggunaan peralatan kerja, keselamatan kerja dan perawatan peralatan kerja. Disamping itu, tentu masih banyak tugas dan pekerjaan lainnya sesuai apa yang diperintahkan seniornya.

Pada rig perawatan sumur, jumlah personilnya ada 3 orang. Sedangkan pada rig drilling berjumlah 4 orang personil.

3. Derrickman
Tugas derrickman cukup beresiko tinggi, karena tugas utamanya adalah bekerja diketinggian membantu driller menyusun pipa-pipa bor pada jari-jari Monkey Board yang berada di atas menara rig.

Pada rig drilling, tugas derrickman juga mengawasi secara berkala pompa lumpur yang di operasikan ketika sedang melakukan pengeboran. Tugas ini dilakukan bersama-sama dengan Assisten Driller untuk mengontrol sistem sirkulasi mulai dari mixing area, tangki lumpur, pompa lumpur, dan shacker. Semua komponen peralatan yang ada di tangki adalah tugas dan tanggung jawab derrickman dan assisten driller untuk menjaga dan merawatnya.

Seorang derrickman minimal memiliki pengalaman bekerja 2 tahun dan harus memiliki sertifikat kompetensi Operator Menara Bor dari Pusdiklat Migas Cepu.

4. Assisten Driller
Jabatan ini biasanya ada pada rig drilling. Sementara pada rig perawatan sumur tidak ada jabatan ini mengingat pekerjaannya yang tidak padat.

Tugas utamanya adalah membantu jalannya operasi selama pengeboran berlangsung. Memonitor sistem sirkulasi bersama-sama dengan derrickman. Mengawasi pekerjaan yang dilakukan roustabot. Mengkoordinir personil sesuai perintah Toolpusher ataupun Rig supt. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan saat operasi pengeboran berlangsung. Membantu Driller menyiapkan ukuran pipa bor dan lain sebagainya. Dan berkoordinir dengan Toolpusher untuk setiap tugas dan rencana pekerjaan.

Assisten Driller minimal sudah berpengalaman bekerja selama 4 tahun dengan melewati beberapa tahapan jabatan. Sertifikat yang dimilikinya adalah Juru Bor II dari Pusdiklat Migas Cepu sama seperti yang dimiliki Driller. Karena sewaktu-waktu, Assisten Driller menggantikan pekerjaan Driller juga.

Sampai disini dulu. Pada kesempatan lain akan kita bahas jabatan dan tugas dari Driller, Toolpusher, Rig Supt dan crew penunjang operasional lainnya.

Jumat, 16 Oktober 2015

Yukk, Kita Simak Sejarah Minyak Bumi...

Sahabat rig, tau gak sih sejarah minyak bumi?
Dalam kehidupan sehari-hari minyak bumi adalah kebutuhan primer kita seperti bensin, solar, pelumas, dan minyak tanah. Bahan bakar ini tidak bisa begitu saja lepas dari kita. Terbukti, jika harga minyak di Indonesia naik, maka harga kebutuhan pokok akan ikut naik. Hal ini dikarenakan transportasi sebagai sarana pemasokan bahan pokok membutuhkan minyak sebagai bahan bakarnya.

Apa sih minyak bumi itu?
Minyak bumi dalam bahasa Inggris Petrolium,asal dari bahasa latin Petra artinya karang, dan Oleum yang berarti minyak.
Merujuk pada tulisan sejarah wikipedia indonesia, mari kita simak sejarah minyak bumi berikut ini.

Sejak zaman kuno, minyak bumi sudah digunakan sebagai komoditi penting di kehidupan manusia. 4000 tahun silam, Diodorus Siculus dan Herodus, menggunakan aspal untuk pembangunan tembok dan menara di negeri Babylonia, ibukota Mesopotamia pada masa kerajaan Babylon. Di Arderica dekat Babylon orang-orang masa itu banyak sekali menemukan rembesan minyak di tepian sungai Issus, salah satu anak sungai Eufrat.

Minyak pada masa itu tidak seperti saat ini. Dimana minyak keluar dengan sendirinya merembes bercampur air bahkan dalam sejarah lain dituliskan "minyak mengalir di antara bebatuan bekas letusan gunung berapi". Berbeda dengan sekarang, dimana orang harus melakukan pengeboran menembus lapisan tanah untuk mendapatkan minyak. Dan tentu, biaya pencarian minyak era modern saat ini lebih susah dan mahal.

Pada Zaman dahulu, disamping sebagai bahan bakar dan aspal untuk mendempul, ternyata minyak bumi digunakan juga sebagai obat luka dan obat pembasmi kutu. Wahhhh...coba aja nih yang kutuan pake sampo minyak mentah..hehehe.
Sumber sejarah menuliskan bahwa tablet obat-obatan dari kerajaan Persia, negara Iran saat ini, menunjukkan jika obat-obatan tersebut berasal dari minyak bumi yang di gali menggunakan bambu dari China.

Wah..hebat ya..bandingkan dengan masa sekarang coba...orang-orang ngebor pake pipa sepanjang ribuan meter untuk mendapatkan minyak?!..Beda dulu, beda sekarang pastinya.

Minyak bumi dikenal juga dengan nama "Emas Hitam" karena nilai jual yang tinggi disamping harga emas sendiri.
Nah, sahabat tau gak kapan pertama kali minyak bumi di proses secara modern?

Jika merujuk catatan sejarah pada wikipedia ensiklopedi Indonesia, pada tahun 1850-an di temukanlah cara pengolahan minyak bumi secara modern oleh seorang bernama Ignacy Lukasiewicz dari Kuba, Meksiko, Amerika Utara yang kemudian temuannya meluas hingga pengolahan minyak secara modern di Amerika Utara mengalami kemajuan pesat.

Di Amerika Utara, sebelum ditemukannya cara pengolahan minyak modern, orang-orang menggunakan minyak paus sebagai bahan bakar yang kemudian dinilai mahal dan tidak efesien jika di bandingkan dengan minyak bumi. Sejak itulah mereka beralih pada minyak bumi sebagai bahan bakar.

Saya tau nih sahabat,...pasti karena berburu ikan paus itu susah..kan dilautan..hehe

Kemudian di tahun 1853, di Polandia pengeboran sumur minyak pertama dilakukan oleh orang-orang modern pada waktu itu dengan di temukannya mesin uap oleh James Watt.
Mesin uap buatan James Watt
Kita kembali pada tahun 1850-an.
Ternyata pemerintah Hindia Belanda telah melakukan riset dan penelitian minyak bumi di sejumlah wilayah di Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda yang menjajah Indonesia pada waktu itu mendirikan institusi yang bernama Corps of The Mining Engineering untuk di tugaskan melakukan penelitian minyak bumi di sejumlah daerah di Indonesia. Dari hasil penelitian itu, ditemukanlah rembesan minyak bumi di Karawang, Jawa Barat pada tahun 1850.

Nah sahabat, ternyata penemuan minyak bumi di Indonesia termasuk tertua di dunia setelah Babylonia dan Kuba, Meksiko, Amerika Utara.
Saya bangga jadi orang Indonesia..hehehe

Sekian dulu sejarah singkat tentang minyak bumi



Kamis, 15 Oktober 2015

Mengenal Hoisting System Pada Rig

Hoisting System adalah unit pengangkatan yang menggunakan drum  sebagai unit penggulung dengan sling yang terikat padanya dan menuju beban angkat melalui puli-puli yang berada pada crown block.

Pada pengangkatan peralatan ringan, Hoist atau alat angkat yang digunakan berkapasitas berkisar 5 ton beban angkat. Dan hoist ini kecil dengan 2 jenis penggerak. Ada yang menggunakan angin dan ada yang menggunakan hydraulic. Pada hoist seperti ini tidak ada system pengereman. Penghentian operasi hanya dengan menetralkan handle operatornya.

Sementara hoisting system pada unit rig yang lebih besar adalah pada drawwork. Hoisting System ini adalah yang paling utama pada unit rig. Dimana fungsi utamanya adalah mengangkat semua beban berat rangkaian pipa bor pada saat proses pengeboran berlangsung.

Jika kita uraikan bagian demi bagian hoisting system ini, terdiri dari drawwork sebagai penggulung, sling sebagai tali angkat, crown block sebagai puli laluan sling menuju travleing dan travleing block sebagai katrol.

1. Drawwork
Pada umunya, mesin ini berada di sebelah luar bagian menara. Letaknya persis di landasan didekat engine rig untuk jenis mobile rig, atau berada di lantai rig untuk jenis land rig. Mesin ini terdiri dari drum atau penggulung utama dimana drilling line atau sling bersimpul disana. Sling di tambatkan pada drum kemudian di alurkan melalui puli-puli pada crown block menuju travleing block. Makin besar kapasitas kekuatan sebuah rig, maka makin besar pula kapasitas drawworknya.  

Drawwork juga memiliki mekanikal brake sebagai penghenti laju putaran pada drum, berbeda dengan air hoist dan hydraulic hoist yang tidak ada system pengereman. Namun system brake tidak sama pada setiap type rig.

Ada rig yang menggunakan elektric sebagai sumber utama penggerak dari semua unit. Dan ada pula yang menggunakan sistem mekanikal pada semua penggerak.

Saat ini, seiring kemajuan zaman unit rig semakin canggih dengan banyaknya type rig yang menggunakan system elektrik, dimana desain lebih praktis dengan menggunakan program komputer. Namun pada rig darat, type rig seperti ini mempunyai kelemahan ketika melakukan perpindahan lokasi yang berada jauh. Dari pengalaman saya di temukan, perangkat lunak dari system ini rentan sekali terhadap guncangan dan terkadang menimbulkan masalah pada saat pengesetan rig.

2. Drilling Line
Drlling line adalah tali baja berkekuatan tinggi yang berfungsi sebagai penarik yang dililitkan atau tergulung pada drawwork, lalu ujung tali baja menuju traveling block dengan melalui jalur sheaves atau puli-puli yang berada di atas menara, kemudian kembali lagi ke crown block melalui sheaves, turun ke bawah dan terikat mati pada anchor atau yang disebut dengan daed line.

3. Over head tool
Adalah perangkat pendukung hoisting system yang terdiri dari menara sebagai penopang beban angkat. Crown block yang terdiri dari shaeves atau puli-puli. Traveling block yang berupa sheaves atau puli-puli yang bergerak naik turun mengangkat beban yang berpadu dengan crown block membentuk sebuah katrol. Hook, tempat menggantungkan Link, sebagai tangan-tangan pengangkat beban, kemudian elevator sebagai penjepit kepala pipa pada saat dilakukan pengangkatan.

Sehubungan dengan fungsi hoisting system sebagai sistem pengangkatan utama pada rig, maka secara berkala dilakukan pemotongan pada drilling line  berdasarkan jumlah beban kapasitas pengangkatan. Begitu juga pada sheaves atau roda puli-puli baik yang berada pada puncak menara atau crown block, maupun sheaves yang berada pada travleing block selalu dilakukan pelumasan dan pengecekan.  

Rabu, 14 Oktober 2015

Sekilas Tentang On-Shore Rig

On Shore Rig adalah suatu unit terinstalasi untuk melakukan pengeboran atau melakukan perawatan sumur minyak yang dilakukan pada daerah daratan. Rig ini bermacam type dan daya angkat atau horse power yang berbeda. Pada dunia drilling atau pengeboran, kekuatan rig ini mulai dari minimum 550 Horse Power hingga 2000 Horse Power.
Ada 2 type pada rig darat atau on shore rig. 

1. Mobile Rig.
Sesuai dengan namanya, rig jenis ini bisa bergerak cepat melakukan pemindahan lokasi pengeboran, karena rangkaian unit rig berada pada sebuah trailer yang dinamakan rig carrier. Sementara lantai meja bor atau yang dinamakan dengan rotary table, berada  terpisah dengan unit rangkaian menara pada rig carrier. 

Rig jenis ini cukup simple dan biaya operasional tidak terlalu besar. Yang mana pada trailer sudah terinstal engine berikut primover, drawwork, drilling line, unit menara, dan meja rack atau dalam dunia rig dinamakan monkey board.

Mobile rig dikelompokkan lagi menurut kegunaan dan kekuatan rig. Untuk pengerjaan perawatan sumur, rig yang digunakan hanya berkapasitas kecil mulai dari 250 HP sampai 450 HP saja.
Fungsi rig ini hanya sebagai rig service untuk perawatan sumur-sumur minyak. Rangkaian pipa yang di angkatnya pun berkisar sekitar 60 Pound atau sekitar 30 ton beban angkat (bisa lebih, namun bisa juga kurang) tergantung Horse Power rig dan spesifikasi dari pabrik pembuatannya. Biasanya akan tertera pada rig carrier sebuah chart yang menerangkan detail rig keseluruhan. Namun lazimnya, 
maksimum daya angkat rig ini mencapai 150 pound.

Rig ini juga bisa di gunakan untuk pengeboran. Namun hanya sebatas pengeboran tambahan atau pengeboran semen atau juga melakukan pengeboran benda jatuh dalam sumur yang menghambat laju operasi suatu sumur. Rig ini tidak lazim untuk melakukan operasi pengeboran sumur baru karena biasanya tak difasilitasi dengan meja putar dan kelly sebagai penggerak pipa yang meneruskan putaran dari meja putar. Rig ini lazim digunakan pada pengeboran ringan dengan menambah sebuah unit hydraulic swivel untuk memutar pipa.

2. Land Rig
Land rig adalah suatu unit rig yang membutuhkan perakitan ulang pada saat akan melakukan pengeboran. Pada umumnya, rig type ini memiliki kapasitas yang cukup besar mulai dari 1000 HP hingga 2000 HP. 

Rig ini setiap perpindahan lokasi semua unit yang terinstalasi akan di preteli satu persatu. Hal ini mengingat semua peralatannya memiliki beban angkat di atas 25 ton. Cukup berat bukan?
Bisa kita bayangkan jika satu unit rig terinstalasi dari pada rig ini berdiri, tentu memiliki beban yang sangat berat.

Rig ini berdiri pada sebuah sub base atau penopang keselurahan badan rig setinggi sekitar 8 meter dari tanah. Di atas sub base terbentang meja putar untuk semua aktifitas pengeboran dilakukan. Baru setelah itu berdiri di atas meja putar sebuah rangkaian menara bor yang kokoh dengan tinggi sekitar 35 meter (lebih kurang) dari meja putar. Sama seperti mobile rig, pada land rig pun terdapat chart spesifikasi rig dari pabrik pembuatan.

Dikalangan dunia drilling, rig type ini sudah termasuk rig besar yang bekerja pada pengeboran darat. Banyak orang mengincar untuk bisa andil bekerja pada rig ini. Karena disamping peralatan angkatnya yang familiar, tentu upah pekerja pun cukup lumayan.
Namun semakin besar sebuah rig, maka tingkat resiko kerjanya pun akan semakin tinggi. Mengingat peralatan pada type rig ini mayoritas berkapasitas besar.    

Rig, Apa Sih Rig Itu?!

Rig adalah sebuah unit peralatan pengeboran terinstalasi yang terdiri dari Hoisting System atau sistem angkat dan Rotating System atau sistem putar dan di dukungng dengan System Circulation atau sistem sirkulasi lumpur, sebagai satu kesatuan dalam kegiatan pengeboran darat maupun lepas pantai.

Hoisting system dan rotating system biasanya di tunjukkan dengan daya kuda atau Horse Power untuk menunjukkan kekuatan dari kinerja rig itu sendiri tergantung berapa dalam pengerjaan sumur yang dilakukan.

Ada banyak macam rig ditinjau dari fungsi dan kebutuhannya. Pada pertambangan mineral batu bara dan emas misalnya, biasanya rig yang digunakan adalah rig khusus untuk mengambil sample lapisan tanah untuk penelitian lebih lanjut. Rig ini biasa dinamakan Rig Coring yang berfungsi mengambil sample lapisan dalam bentuk coring atau sampel yang tercetak dalam suatu alat khusus bernama core barrel.

Pada pertambangan geothermal (panas bumi), minyak dan gas bumi, yang dilakukan di darat, jenis dan fungsi rignya sama namun berbeda kekuatan (horse power) tergantung seberapa dalam sumur itu sendiri.

Pada prinsipnya, semakin dalam sumur bor, maka semakin banyak pipa yang di angkat rig dan itu akan menambah beban berat pada rig sendiri. Logikanya, semakin berat beban yang di angkat, maka makin besar juga dibutuhkan tenaga untuk mengangkatnya. Sebab itu, rig di bedakan kekuatannya untuk di fungsikan pada kegiatannya.

Tentu dengan daya rig yang besar, maka besar pula biaya operasi yang di butuhkan suatu rig. Dan kecil daya kekuatan rig, maka kecil pula biaya operasi yang di butuhkan. Dan hal ini akan berpengaruh pada kontrak kerja rig dan biaya operasional.

Fungsi utama rig darat pada pertambangan geothermal, minyak dan gas bumi, adalah sebagai alat pengeboran,namun bukan saja digunakan untuk membuat suatu sumur saja. Akan tetapi setelah pengerjaan sumur selesai, dan sumur bor telah berfungsi menghasilkan sumber daya alam baru, maka akan di lanjutkan perawatan sumur dalam waktu tertentu yang di lakukan oleh rig khusus perawatan sumur dengan kekuatan mulai dari 250 HP, 350 HP, 450 HP, ataupun 550 HP dengan kedalaman sumur berkisar antara 500 m - 2700 meter.

Seperti saya sebutkan di atas bahwa rig bisa di fungsikan di darat maupun di perairan, dalam hal ini dibedakan lagi dengan spesifikasi rig yang di gunakan. Pada rig darat tentu akan berbeda desain dengan rig perairan atau lautan.

Pada umumnya rig perairan menggunakan bars atau semacam dermaga yang sekaligus tempat melakukan kegitan pengeboran. Namun ada juga yang menggunakan platform atau dermaga yang terpisah dari rig-nya untuk melakukan kegiatan pengeboran.

Pada rig laut biaya operasional lebih besar jika di bandingkan dengan rig darat. Peralatannya pun di dukung dengan peralatan serba modern yang tingkat keselamatan kerjanya sangat tinggi. Spesifikasi dan tekhnologi rig lebih canggih dari rig darat.

Sementara pada rig darat, spesifikasinya tak seperti pada rig laut.  Meski system peralatannya ada sedikit persamaan, namun juga banyak perbedaannya. Sebagai contoh, pada rig darat ada yang menggunakan carrier yang bisa di bawa dengan mobil dan ada yang membutuhkan perakitan ulang saat akan memulai suatu kegiatan pengeboran seperti pada rig dengan kapasitas 1000-2000 HP.

Saya akan mengulasnya pada halaman berikutnya..thanks bro sdh mau baca artikel murahan ini